Komisi V Dukung Pengembangan Transportasi Udara di Papua
Wakil ketua komisi V DPR RI Robert Rouw foto bersama usai dialog dengan ditjen perhubungan udara, perwakilan kementerian PUPR serta kepala bandara se-Papua, Jayapura, Selasa (12/7/2022). Foto: Arief/Man
Wakil ketua komisi V DPR RI Robert Rouw mengatakan kehadiran tim kunjungan kerja reses komisi V DPR RI ke Papua, untuk memberikan dukungan kepada pemerintah daerah dan masyarakat yang sangat membutuhkan transportasi udara. Ia melihat banyak daerah yang berada dipegunungan untuk tersambung dengan daerah lain dengan mengunakan jalan darat memerlukan biaya yang sangat besar.
"Masyarakat kita yang ada di daerah pegunungan dan pesisir sangat membutuhkan transportasi khusus, ada banyak daerah-daerah yang berada di pegunungan yang tidak mungkin bisa menyambungkan mereka dengan jalan, karena itu biayanya sangat besar maka kami ingin supaya daerah seperti itu harus didukung oleh penerbangan agar lebih murah," ucap Robert kepada Parlementaria, usai dialog dengan ditjen perhubungan udara, perwakilan kementerian PUPR serta kepala bandara se-Papua, Jayapura, Selasa (12/7/2022).
Robert menjelaskan, dari hasil pertemuan rapat, ia berharap mendapat masukan dari daerah. "Yang selanjutnya akan kami suarakan kepada mitra kami khususnya kementerian Perhubungan, kami melihat pemerintahan pusat sudah memberikan perhatian, memberikan subsidi yang besar yaitu subsidi orang maupun barang khususnya untuk penerbangan perintis," ujarnya.
Selain subsidi yang diberikan oleh pemerintah, Anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem ini menyampaikan pesan, kenyamanan serta keindahan dan kebersihan bandara harus diperhatikan, juga tempat usaha yang berada di dalam bandara harus menjual makanan khas Papua dan menunjukan budaya asli Papua.
"Bandara sudah dibangun dengan anggaran yang begitu besar maka harus di jaga, tempat usaha kekhasan khusus tidak ada warung yang menjual makanan khas Papua ada ubi, ikan asap, ada sagu agar orang melihat ini loh makanan asli Papua, kita yang biasa dari Papua pun sangat merindukan makanan itu yang sekarang sangat susah kita dapatkan dan ini harus tergambar, ke depan yang namanya pintu masuk ini harus menunjukkan budaya, itu yang perlu menjadi perhatian kita," urai Robert.
Legislator dapil Papua tersebut juga menerangkan, seperti diketahui, yang menjadi kendala di Papua adalah adanya gangguan keamanan yang tidak bisa pungkiri masih banyak terjadi dan masih banyak juga terkendala dengan menuntut hak ulayatnya. Hal ini yang menurut Robert perlu diselesaikan dan jangan dibiarkan berlarut-larut.
"Jangan dibiarkan ini berlarut-larut saya kira jika bisa duduk bersama membicarakan hal itu, masyarakat juga pasti bisa terima asal yang penting mau berkomunikasi, saya juga pesan kepada masyarakat agar betul-betul ini kalau selesai ya selesai jangan nanti besok begitu selesai nanti datang lagi anaknya lagi yang menuntut, ini yang membuat ketidak nyamanan juga untuk pemerintah pembangunan di Papua," pungkas Robert. (afr/aha)